Rabu, 11 Januari 2017

Pekerja Asing Asal Cina Di Indonesia

Kekhawatiran akan serbuan tenaga kerja asing asal Cina yang masuk ke Indonesia semakin menguat beberapa waktu terakhir ini. Tetapi benarkah serbuan itu terjadi dan bagaimana pemerintah serta pengamat dan DPR menanggapinya?
Perdebatan di masyarakat soal jumlah tenaga kerja asing, terutama asal Cina, yang masuk ke Indonesia terus terjadi. Sebagian mengatakan jumlah mereka mencapai 10 juta orang tapi angka ini dibantah oleh Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan, Hery Sudarmanto.
"Di kita, tenaga kerja asing yang terdaftar di Kemenaker, khusus dari Cina ada 21.271, mereka adalah yang mengajukan perizinannya. Dari sidak di lapangan, kalau 10 juta itu, katakan sekarang melalui data orang (asing dari Cina) yang masuk ke Indonesia tidak sebanyak itu. Sekarang begini saja, dari pariwisata yang masuk tahun ini, ada nggak 10 juta?" kata Hery.
Terkait jumlah tenaga kerja asing asal Cina yang masuk ke Indonesia, Komisi III DPR rencanananya akan memanggil Dirjen Imigrasi usai masa reses, yaitu pada 2017 nanti.
Anggota DPR dari Komisi III Muslim Ayub mengatakan bahwa fokusnya nanti adalah untuk memastikan, apakah para warga negara Cina yang masuk ke Indonesia benar turis atau menggunakan visa turis untuk bekerja.
"Tenaga kerja termasuk di perkebunan, tambang emas, batu bara, pekerja-pekerja karet, yang sudah masuk dari Cina. Saya yakin itu bukan 21.000, saya tidak menafsirkan itu sampai 10 juta, tapi bagi saya, sampai hampir mencapai satu juta, itu sangat memungkinkan," kata Muslim.
Menurutnya, saat mengunjungi pabrik di Tangerang yang dia lupa namanya, "memang semua dipekerjakan, tenaga-tenaga kerja (asal) Cina".
"Itu yang ada di daerah itu saja, di Pulau Jawa, lain barangkali yang ada di Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan lain sebagainya, itulah yang penting, akan kami panggil pihak Imigrasi, berapa sebenarnya yang valid?" tambahnya.
Sementara itu pengamat ketenagakerjaan dari Universitas Airlangga Hadi Subhan mengingatkan bahwa terlepas dari jumlah tenaga kerja asing asal Cina yang ada di lapangan, persoalan sebenarnya ada pada pengawasan terhadap izin yang dinilainya belum mencukupi.

Venomenal HOAX


Hoax yang bisa diartikan sebagai segala cara yang membuat apa yang yang  sebetulnya tidak ada/nyata/palsu menjadi sesuatu yang dipercaya/sungguhan  menjadi tren terbesar, terhebat, tercepat di jagad maya (internet).

Turis tersebut adalah orang Hongaria yang memang sedang bertamasya dan bisa 
mendaptkan izin berfoto di puncak WTC, dengan keisengannya lalu dia hanya 
mengirimkan foto tersebut ke temannya. Tanpa dinyana saat ini foto dia 
menjadi salah satu foto yang paling laris sebagai `attachment` di setiap 
e-mail, bahkan sempat ditayangkan di televisi dan diudarakan di berita radio 
beberapa saat setelah peristiwa 11 september..

Salah satu `hoax` terbesar lainnya adalah `bonsai kitten`, situs yang dibuat 
oleh mahasiswa MIT tahun 2000 lalu sempat membuat geger dunia karena 
dianggap sangat menyiksa kucing yang di`bonsai`, padahal tidak satupun 
kucing yang bisa dijadikan `bonsai`. Ada pula "hantu dalam Stoples` yang 
sempat ditawarkan di situs lelang e-bay hingga mencapai penawaran tertinggi 
sebesar $100 juta dolar, sayangnya hantunya keburu hilang karena ada yang 
membuka tutupnya.

Beberapa psikolog menyatakan hal ini tidaklah mengejutkan, karena manusia 
sebagai makhluk hidup memang tertarik dengan hal-hal yang baru/aneh, tapi 
yang berbahaya ternyata banyak orang pintar saat ini yang tertipu karena 
orang pintar merasa dirinya kebal dari sesuatu yang bodoh dan dibodohi.